Rabu, 26 Januari 2011

“CERITA BUAT SI KEMBAR MAULIDINA”

“CERITA BUAT SI KEMBAR”

Aku adalah seorang seorang pengajar di sebuah sekolah dasar yang ada di Banjarmasin, dulu aku mempunyai seorang kakak sepupu, biasa ku panggil dengan sebutan ka syahrida / ka ida. Dari sejak kecil kami main bersama, terkadang sampai malam pun aku masih dirumahnya dan menginap, kami sama-sama sekolah di tempat yang sama, kakak kelas 3 dan aku sendiri kelas 1, sejak saat itu kakak selalu membantuku bila aku mengalami kesulitan belajar dan tak jarang PR yang seharusnya ku kerjakan kakak yang mengerjakan, nilaiku meningkat dan sampai suatu waktu aku ditanya salah satu guru” kenapa bila soal pekerjaan rumah kamu selalu no. 1 menjawabnya dengan hasil yang memuaskan” aku jawab saja” bapak, kalau dirumah saya bisa lebih konsent mengerjakan tanpa ada batasan waktu dan juga bisa bertanya dengan mama”. Padahal semua karena kakak yang selalu mengerjakan tugasku, he.

Beberapa tahun berlalu aku dan kakak tumbuh besar bersama, hari-hariku lewati dengan senyuman dan
kesenangan, tak jarang aku cuma main-main waktu sekolah, ada kalanya teman-teman mengajakku untuk bolos sekolah, dan pada akhirnya aku pernah dipanggil guru BP dan disidang saat itu juga, mama terpaksa ke sekolah karena kelakuanku, aku dimarahi habis-habisan di rumah. Kejadian itu diketahui kakak, dia langsung marah padaku.

Berlalu waktu aku udah rajin kembali sekolah seperti biasa, tapi kemampuanku yang biasa saja membuat nilaiku tak begitu istemewa. Akhirnya setelah kakak selesai kuliah beliau menikah dengan ka irwan, kata orang-orang yang melihat kami berdua ada kemiripan, aku dan ka irwan mirip ? he, , ,
Langsung saja aku temui ka ida terus bilang, “ka, napa milih ka irwan yang mirip ma ulun, ha ha, bisa pian handak lawan ulun tapi kada kasampaian jadi mancari yang mirip, he”. Setelah berapa lama ada khabar dari kakak bahwa kakak hamil, aku senang bangat, bakalan punya ponakan dan itu anak kakak kesayanganku.

Suatu hari ketika aku di Banjarmasin sedang kuliah, dari pagi sampai sore kurasakan tak karuan, hatiku gelisah bangat dan pengen cepat-cepat pulang ke Amuntai. Akhirnya sabtu sore aku putuskan untuk pulang kampung, tapi karena kelelahan aku menginap di Rantau di rumah sepupuku Latif disana aku sempat sakit, besok paginya aku ke kandangan dan menginap lagi di rumah nenek. Selasa siang aku dapat kabar kakak masuk rumah sakit karena mau melahirkan, langsung saja setelah selesai persiapkan semua aku lanjutkan perjalanan ke Amuntai, di jalan hatiku sangat gelisah mikirin kakak dan bayinya, aku terus berdo’a dan memohon keselamatan untuk mereka bahkan waktu itu aku ngebut karena pengin cepat-cepat sampai dan ada di samping kakak dan tentunya ponakanku yang akan lahir,, ketika mendekati perbatasan kota aku dikabari kakak udah melahirkan dan senangnya ketika tau kakak melahirkan bayi kembar laki-laki. Pikiranku udah ga sabar bertemu mereka yang pasti lucu dan ngegemasin.

Bagda ashar aku udah sampai disana, aku lihat ponakanku dan mereka menghilangkan rasa lelah yang ada ketika diperjalanan tadi, mereka benar-benar mirip banget, kakak tersenyum padaku dan menyuruhku untuk pulang dan istirahat di rumah, hampir satu jam aku disana dan ketika hampir sore aku pamitan ma kakak untuk pulang dulu kerumah.

Malamnya aku ke RS lagi untuk tengok kakak, kakak tidak terlalu banyak bicara, mungkin masih lelah habis melahirkan. Aku bermain ma ponakanku ku cium mereka yang imoet-imoet. waktu udah larut malam, banyak keluarga yang datang tadi udah pada pulang, tapi aku malah males pulang dan ingin selalu dekat dengan kakak dan si kembar. Aku disuruh kakak untuk pulang tapi aku ga mau, ntar ajha gampang kataku. Malam itu rumah sakit sangat sepi, aku keluar kamar kakak dan cari angin malam untuk menghilangkan kesuntukanku, si kembar udah bobo. Mereka sangat tampan, yang satu gendut dan yang satunya imoet-imoet. Tak berapa lama aku mendengar teriakan, aku kenal suara itu, kakak!. Dan aku langsung beranjak kesana, kakak teriak-teriak kesakitan, aku terobos masuk kamar yang dihalangi perawat jaga, hatiku miris dan aku menangis melihat kakak, kata dokternya kakak mengalami pendarahan dan harus dioperasi lagi malam ini juga. Aku keluar kamar karena tak sanggup melihat kakak yang kesakitan, semuanya kami hubungi, coz kami sangat memerlukan donor darah, pada saat operasi tersebut menghabiskan banyak darah, operasinya berlangsung lama, selesai operasi aku lihat kakak yang tampak lemah tak berdaya, di samping kakak ada mama yang menemani. Operasinya berjalan lancar kata dokter. Aku sangat lelah malam itu, dan aku putuskan untuk istirahat sebentar, jam 3.30 aku ke mobil terus tidur disana. “Lelapku kaburkan pandanganku, aku seperti melihat sesuatu tapi apa aku tak jelas tahu” itulah mimpi yang ku lihat dalam tidurku, aku terbangun ketika azan subuh dan di kejauhan sayup-sayup aku mendengar ada ayah yang sedang bicara dengan seseorang melalui hp sambil menangis. Aku terkejut dan pikiranku langsung kepada kakak, apa yang terjadi dengannya ???. aku bangkit dan langsung keluar mobil, langsung saja tanpa kutanya ayah bilang kakak udah meninggal. Aku diam tanpa kata, langsung kuberlari menyosori lorong rumah sakit yang sepi menuju kamar kakak, disana aku melihat kakak yang udah tiada aku buka perlahan-lahan penutup wajahnya dan kulihat senyum diwajahnya yang kuning. Aku menangis sejadi-jadinya, kenapa begitu cepat kakak pergi tinggalkan kami semua, jauh di alam bawah sadarku aku teringat akan si kembar, bagaimana dengan mereka? siapa yang akan merawatnya ? kenapa sekecil itu mereka sudah ga punya orang tua ?. dalam hati aku bertekat akan selalu menjaga dan merawat mereka dan akan kubuat mereka bahagia, walau tanpa ibu, seperti kakak yang udah menjagaku dan selalu membantuku walau ku tahu dia sangat sibuk, tapi bila kuminta pasti segera dikabulkannya pintaku itu.

Pagi itu suasana di desaku lagi berkabung, banyak warga yang datang melayat, itu kerena kakak adalah seorang wanita muslim yang baik, tak pernah selama aku bergaul dengan kakak terucap kata yang tak pantas, orangnya pendiam tapi mudah bergaul, semua menyukainya dari mulai adat dan tingkah lakunya. Bahkan aku sangat kagum ma kakak akan sifat-sifatnya itu.

Kakak dikuburkan dekat rumahku, yang mana bila aku berada di teras udah bisa lihat kuburan kakak, seminggu aku disana, selama disana aku selalu menengok si kembar, nama mereka Ammar Zaky dan Akram Zaky yang mana itu wasiat dari kakak sebelum meninggal. Dari pagi setelah selesai beres-berse rumah aku pasti kesana untuk bertemu mereka dan manjakan mereka yang terkadang lagi nangis atau apalah.
Setelah aku berada di Banjarmasin lagi, ada lagi satu kesedihanku yaitu “tara” kucing kesayanganku hilang dan kata tetangga ada yang bawa kabur. Hampir satu bulan tiap sore aku jalan masuk ke gang-gang dan jalan-jalan untuk mencari tara tapi tidak kutemukan sampai sekarang.

Setengah bulan setelah kepergian kakak aku dikejutkan dengan berita bahwa Ammar sakit dan sedang di rawat di RS. Aku langsung ke Amuntai dan sampainya disana ternyata mereka berdua udah dirawat. Mereka nangis-nangis terus aku sangat kasihan melihat mereka tapi ga ada yang bisa kuperbuat selain berdo’a.

Hampir seminggu mereka dirawat, dan ketika dirasa udah sehat mereka bisa dibawa pulang, esoknya aku balik ke Banjarmasin. Tapi ga selang seminggu mereka sakit lagi dan kali ini mereka di bawa ke sebuah Rumah Sakit di Banjarmasin. Udah tiga hari si kembar dirawat dan mulai ada perubahan, sorenya aku mendapat sms dari seorang teman yang mengajakku untuk membantu di sebuah sekolah dasar dekat tempatnya kerja. Esoknya tepat hari jum’at langsung kutemui dia dan dia mengantarku ke SD tersebut.

Disana aku langsung diterima dan hari itu juga aku ditugaskan mengajar di kelas V. inilah awal kisah aku ketemu dengan anak-anak yang beragam, ada yang ribut dan menjahili temannya, pokoknya waktu itu aku sangat kewalahan menghadapi mereka. Sabtu siang setelah murid-murid udah pulang sekolah, aku menghampiri ibu kelas I yang menurutku beliau dapat memecahkan masalahku, aku bilang ke beliau, kalau begini ulun ga sanggup melanjutkan mengajar karena anak-anaknya susah bangat diatur. Beliau tersenyum padaku sambil berkata, tarusakan haja, ini cuma awalnya nanti akan terbiasa. Malamnya kuhubungi orang-orang terdekatku dan ceritakan semua, kesimpulannya mereka semua menyarankan agar aku tetap bertahan dan terus mengajar disana.

Senin pagi aku kembali ke sekolah itu dan aku sedikit demi sedikit mulai mengembangkan diri dan bersikap dengan anak-anak, kuperhatikan satu persatu sambil mengajar mereka, ada yang lucu, cantik, tampan, tapi ada sebagian kecil yang berpakaian acak-acakan. Oh tidak kataku, ini tak bisa dibiarkan, kumulai dari hal kecil kudekati mereka dan menyuruhnya untuk merapikan pakaian mereka. Tapi ya namanya anak-anak pas istirahat mereka kembali berulah, aku mulai bosan menegurnya.

Di sana ada 1 anak yang mudah ku ajak bicara, orangnya cantik berpenampilan menarik dan cukup pintar untuk kelas V. namanya Nor Hidayah atau biasa di panggil temannya Dayah, dia cukup membantu, ketika mana aku tak bisa hadir kerena kesibukanku dia dapat kuandalkan untuk memberikan soal-soal latihan agar kelas dapat terkendali.

Kembali ke Ammar dan Akram, mereka udah sembuh total dan ga berapa lama menginap dirumahku mereka balik ke Amuntai. Aku selalu teringat mereka, ditiap ada kesempatan aku pulang walau harus bolak-balik dari Banjarmasin ke Amuntai.

Nah dengan berlalunya waktu aku terbiasa dengan anak-anak di sana, dan yang membuatku betah terus semangat karena di kelasku ada anak kembar, bedanya mereka cewe, tapi ga papa mereka bisa menghiburku, setidaknya mereka sama-sama kembar. Nama mereka sangat bagus, Yang kakak namanya Nur Qamarina Maulidina dan yang ga bisa diam lucu bangat namanya Nur Shadrina Maulidina. Rina orangnya pendiam ga banyak bicara dan sedikit sulit untuk mengajaknya bicara, sedangkan Dina orangnya supel mudah bergaul, dan terkadang suka membuatku tertawa dengan tingkahnya. Anaknya cukup pandai dan karena itu semua aku mulai sayang mereka, mereka bisa mengurangi rasa kangen dan rinduku dengan si Kembar yang di Amuntai, ditambah lagi kelakuan mereka sama persis dengan Ammar dan Akram, LUCU BANGETTTT.
Tiap hari aku ketemu mereka di sekolah jadi semangat deh mengajarnya, walau terkadang masih ada saja masalah-masalah yang timbul, tapi semua kulewati dan kuhadapi dengan bantuan semua guru-guru yang ada di sini dan hal yang paling mendorongku untuk tetap bertahan itu tak lepas dari mereka berdua beserta teman-temannya. Ngomong-ngomong soal teman si kembar ( dina & rina) ada 2 orang nich yang paling berkesan, yang pertama tadi si Dayah, dan yang satu ini namanya ….Lia, he( ko Lia sich, sama dengan pacar aku tuh namanya, kemiripan perilaku mereka juga ada terutama soal ngambek, duh susah banget menghiburnya…. ) Lia orangnya ceplas-ceplos, banyak omong dan mudah bergaul, tapi satu prestasi lainnya yaitu dia atlet tenis meja loh, kemarin ajha juara wilayah kalsel kalau tidak salah ingat & hampir lebih seminggu mengikuti kejuaraan di Luar Kota.

Hari itu cuaca cukup panas, aku sedang di ruang komputer mengetik laporan yang di tugaskan kepsek, aku merasa lelah lalu berjalan keluar untuk menghilangkan rasa capek, melewati kelas VI yang bersebelahan dengan kantor aku tengok ke dalam, ada petugas kesehatan yang sedang memeriksa mata siswa dan siswi, kulihat ke bagian belakang ada topan yang sedang menutup matanya sebelah kemudian menyebutkan dengan lantang huruf-huruf yang di tunjuk seorang petugas yang kemudian mereka masukkan ke tabel data. Tak berapa lama siswa yang lain bergiliran untuk di cek kemampuan jarak pandang mereka, aku kembali ke tempat kerjaku, hampir lebih satu jam sudah aku duduk di sini sambil mengotak-atik laporan yang kubuat, secara tak sengaja aku mendengar ibu kepsek sedang berbincang dengan para petugas kesehatan tersebut, dan mereka bicara tentang kembar, aku jadi penasaran kemudian lebih kusimak baik-baik pembicaraan mereka, betapa terkejutnya aku ketika mendengar petugas tersebut menyatakan bahwa si kembar mengalami gangguan penglihatan, aku keluar dan sambil berlalu bertanya untuk memastikan tentang berita yang baru saja aku dengar, aku berdo’a semoga itu cuma kesalahan dalam pemeriksaan, tapi mereka yakinkan aku kalau itu tidak salah, sedih rasanya mendengar itu semua, anak-anak yang kusayang harus mengalami hal ini.

Jam istirahat kedua aku keluar untuk menemui mereka sambil bercanda aku tanyakan langsung dengan Dina, apa benar begitu kejadiannya, dia mengiyakan sambil berlalu, kulihat raut wajah kesedihan pada mereka.

Sore harinya kami ada di sekolah, berhubung akan mengadakan perlombaan untuk acara 17’n, anak-anak kelas VI diminta hadir untuk persiapan acara besok yang mana hari itu ibu kepsek masih ada di sekolah, waktu sedang asyik bekerja dengan anak-anak ada seorang tamu laki-laki yang datang, terdengar dari suara anak-anak itu ayahnya Dina & Rina, aku lihat sekilas kepada beliau yang sedang asyik bicara dengan ibu kepsek, lalu kulanjutkan pekerjaanku. Sambil mengkoordinir anak-anak untuk persiapan aku mendengar ibu dan bapak itu sedang membicarakan masalah tentang mata si kembar, tak berapa lama beliau pamitan pulang dan untungnya beliau melihatku terus menyalamiku, itulah pertama kali aku bertemu dengan ayah si kembar, menurutku dia seorang ayah yang baik, itu karena dia ga mengambil waktu lama untuk segera memeriksakan Dina & Rina ke dokter spesialis, dia ga mau ngambil resiko, dan itu sangat membantu.

Sore menjelang malam ada sms dari Dina, “Bpa isuk km kd m bawa tas lo, km hbs isya k rmh skt sari mulia prksa mata, aduh….skt ngga ya. Pa ini hp mm.” ku baca baik-baik smsnya tersebut, hatiku menangis dan aku coba tenangkan mereka dan beri semangat, kemudian ku balas, “malam ini low sempat bpa kesana,…….” kebetulan malam itu ada acara diseberang rumahku, shalat hajat soalnya bapa yang diseberang mau umroh, dalam sujud terakhirku disana kudo’akan mereka berdua berkali-kali semoga cepat sembuh dan ini cuma sementara. Habis acara hajatan, aku langsung pergi ke RS tersebut, aku kasihan melihat mereka dan aku ingin menyenangkan mereka dengan kehadiranku disana, walau cuma sedikit tapi setidaknya bisa mengurangi beban mereka. Di jalan aku dihubungi Lia, dia menanyakan tentang acara untuk besok, sampainya disana aku cari mereka diruang tunggu pasien, tapi ga ada, mungkin sedang didalam lagi diperiksa. Ga berapa lama di kejauhan aku melihat mereka sedang keluar ruang dan menuju kasir, aku dekati kesana, awalnya mereka ga melihat kehadiranku kemudian kusapa mereka, dan aku tanyakan bagaimana situasinya, ibunya bilang si kembar harus pakai kacamata, dan yang sedikit lebih parah itu pada mata Rina. Aku diam tanpa kata kuamati kedua anak tersebut dan bilang untuk bersabar saja.

Mereka menuju apotik, aku ga enak untuk ikuti mereka, lalu kuputuskan untuk pulang saja, aku pamitan ma kembar dan berpesan agar kasih kabar bila udah dirumah, mereka menyalamiku dan sempat berpesan padaku untuk ga bilang teman-teman di sekolah tentang ini semua, dirumah udah terasa sedih dan besok kan juga ada lomba, aku terharu sekali.

Sampai dirumah kira-kira jam 21.30 wita, aku langsung bersih-bersih badan dan persiapkan tempat tidur, selesai semuanya kubuka kembali agenda untuk acara besok sambil liat TV yang sebenarnya tidak kusimak dengan baik. Tak berapa lama hp ku berbunyi ada sms yang masuk, aku lihat ternyata dari Dina, yang isinya “ pa makasih lah… Km udh di rmh, kcmtnya slsai sminggu lagi jar, abah pa ai sakit hati mlihat, kada jadi apa-apa aie mun mata udah rusak.” Kujanjikan tentang hal itu kepada mereka untuk ga kasih tau yang lain.

Besok paginya ketika perlombaan dimulai, suasana yang bersemangat sudah terasa dari rumah, dan di sekolah pun tambah bersemangat sekali melihat kecerian anak-anak yang udah siap tempur untuk mengikuti lomba. Dina jadi penanggung jawab lomba mewarnai sedangkan Rina dalam hal menggambar. Di lain kelas ada Dayah dan Lia yang sedang mengatur jalannya lomba puisi dan azan. Semua sudah siap diposisi, dengan pengaturan tugas yang udah dibagi kemaren acara berjalan sangat lancar. Jam 11.00 siang acara selesai, tapi sebagian anak masih ada yang bertahan ga langsung pulang. Aku dan sebagian panitia yang lain masih belum pulang, kami duduk-duduk di bawah pohon yang rindang, sambil bercengkrama tentang kegiatan tadi, sedikit canda dan tawa yang dihadirkan anak-anak menghilangkan kelelahanku, tak berapa lama ada telpon masuk, dari mama, aku angkat dan mama minta dijemput di unlam, anak-anak ngatain aku anak mami, dasar ada-ada ajha mereka semua, he. Aku bergegas pulang dan menuju unlam untuk jemput mami, he ( mami ? lucu juga pikirku,,,)

Besok harinya adalah hari yang sangat melelahkan tapi juga sangat menyenangkan, anak-anak udah berkumpul dilapangan, ada yang sedang bermain dan ada juga yang masih asyik dengan mainan mereka masing-masing bahkan ada yang sedang jajan.

Acara dimulai dengan lomba makan kerupuk, si kembar ikut juga, rame lihat mereka makan kerupuk yang digantung pada sebuah tali kemudian mereka makan dengan menggunakan mulut masing-masing. Dilanjutkan dengan lomba kelereng, yang mana aku pinjam kelereng tersebut dari si kembar dan ulyani. kemudian mengisi air dalam botol, Dina ikutan dan dia juara pada laga pertama, tapi lain dengan Rina dia sempat muntah, aku jadi khawatir dengan keadaanya. Itulah susahnya aku, sebenarnya aku pengin sekali lebih memperhatikan mereka tapi agak susah, karena di sekolah ini banyak anak-anak lainnya dan itu bisa menimbulkan kecemburuan sosial. Lomba terakhir yaitu joget balon, ini sangat menyenangkan dan unik, masing-masing berusaha mempertahankan balon sambil bergoyang agar balon tersebut tidak jatuh, ada anak baru yang ikutan sangat asyik goyangannya, dia cepat bergaul dengan teman-teman barunya, namanya andre, bahkan ada anak cewe yang sempat kulihat mengambil fotonya ketika lomba tersebut, he.

Hari sangat panas, tampaknya matahari menunjukkan keperkasaannya kali ini, jam 13.30 acara selesai tapi untuk sebagian lomba masih ada yang belum selesai yang akan dilanjutkan selasa sore akan datang. Semua berjalan lancar, ini tak akan terlaksana jika ga ada anak-anak tersebut yang membantu pelaksanaan acara kegiatan ini. Tak terkecuali empat sekawan tadi, Dina, Rina, Dayah dan Lia. Aku sangat berterimakasih sekali sama semuanya yang telah ikut membantu hal ini.

Minggu pagi ketika kubangun tidur, hari itu aku sedikit kesiangan bangunnya udah hampir jam setengah 6, aku langsung bergegas melakukan kesibukan pagiku, biasanya membersihkan tempat tidur dan rumah sambil dengerin musik di radio kesayanganku. Aku sms kembar, yang mana dia agak telat balasnya, dia bilang pagi tadi ke pal 7 dan dia tanyakan apakah ditempatku ada lomba naik pinangnya ? ku jawab ada, coz memang ada di depan gang akan mengadakan lomba..ku pikir aku bisa buat hari ini menyenangkan, jadi ku ajak mereka untuk ketempatku kalau mau untuk lihat perlombaan tersebut, terus aku tanya balik ke Dina, katanya disana sepi, dan ga usah gen jemput kami, ntar bisa ajha ulun jalan-jalan dengan abah dan mama, he.

Mereka ada sms nanyakan apakah aku udah lihat pameran berhubung hari ini penutupan, aku ketawa ajha bacanya, jujur aku ga tau ada pameran dan dimana tempatnya, ku bilang ajha ga ada teman kesana jadi males, heee. Di sms itu juga ditulis mereka, “pa pian kada takut lawan mama abah kami kah ?”. duh aie gimana jawabnya nich, aku sms balik, “bapa ga takut, coz bapa ga ada niat jahat ma kalian”. Karena memang sedikitpun aku ga ada sesuatu yang lain selain pengin membahagiakan mereka, dan satu alasanku yang paling mendasar aku udah sangat sayang mereka dan nganggap mereka seperti Ammar & Akram, mereka ponakanku.

Hari itu ada Ryan datang kerumah, ga seperti biasanya kalau dia datang cuma sebantar, padahal aku udah ada janji dengan Febry temenku sejak MTs dulu untuk bantu dia bikin siring depan rumahnya yang di Sungai Andai, tapi karena ada Ryan aku tunda dulu kesana, tengah hari aku suruh dia beli makan siang tapi dasar pemalas, dianya ga mau, ya udah aku ajak dia keluar dan makan bersama, mungkin karena itulah dia kerumahku untuk bersantai, coz low dirumah jangan harap dia bisa malas-malasan di tempat tidur dan seharian liat TV. Sepulangnya setelah selesai ini dan itu, aku rebahan di luar kamarku untuk tidur siang sedangkan Ryan lagi dikamar sambil asyik liat TV. Hp ku keduanya saat itu ada dikamar, belum sempat terlelap kudengar ada suara sms yang masuk dan kutau itu nada sms dari Rina, tumben pikirku sms siang-siang gini, tadi katanya udah mau boci ( bobo ciang, he ).

Kulihat ryan keluar kamar dan tampak pucat, aku bingung ada apa … ???, terus aku pengin liat sms tersebut tapi dia ga mau menyerahkannya padaku, aku mulai curiga jangan-jangan dia buat kesalahan. Kupaksa beberapa kali tapi dia ga mau menyerahkan, tapi karena aku lebih besar akhirnya kudapat hp ku kembali, ku buku cuma ada laporan pengiriman yang masuk, setauku setelah tadi siang aku ga ada sms Rina, terus kubuka kotak keluar, betapa terkejutnya aku ketika baca sms yang terkirim ke Dina bekas ulah Ryan ini, aku marah-marah sama dia, kenapa ini …?apa maksudmu sms kaya gini, semua kacau saat itu, dia jawab & jelaskan itu kesalahan kirim, tadinya dia pengin kirim ke temannya tapi ga tau mengapa terkirim ke situ. Aduh pikirku gimana ini, aku kirim sms lagi dan jelaskan ke Dina kalau itu kesalahan kirim yang mana di tulis oleh Ryan, aku ga berani telp mereka, takut kalau mereka masih tidur dan yang ada malah bangunkan mereka. Tapi ga ada respon, sore harinya Dina sms pake hp mamanya dan bilang kalau yang baca sms tadi adalah ayah mereka coz mereka sedang tidur, trus dia sms lagi dan bilang “jangan lagi hubungi kami” ( gimana perasaanku bacanya, satu hal kecil yang terjadi dan itu kesalahan yang dilakukan orang lain ) aku sedih membacanya dan parahnya gara-gara perbuatan Ryan ini hp mereka di simpan ayahnya. Aku marah banget sama Ryan saat itu, kenapa begitu mudahnya dia menghancurkan kepercayaan mereka padaku, kesedihanku sampai pada puncaknya, apa yang harus aku lakukan ?. aku ga mau kehilangan mereka seperti aku kehilngan kakak, mungkin ini berlebihan, tapi inilah aku yang mana bila udah sayang maka akan kusayang setengah mati, terlebih cuma mereka yang bisa hilangkan kerinduanku dan kesedihan yang ada. Mungkin aku juga salah, tapi kenapa harus berakhir seperti ini.

Aku panik, duh aie apa lagi ini, tapi semua sudah terjadi, aku harus hadapi semua, kusuruh Ryan untuk tanggung jawab perbuatannya, dia akhirnya mau menghubungi hp mamanya kembar dan kebetulan yang angkat Dina, dia jelaskan dan minta maaf sama mereka. Tapi itu ga selesai sampai disitu, malamnya aku ga bisa tidur dengan tenang walaupun udah menginap ditempat temanku Febry, sebelumya aku sempat cerita dengannya tentang masalahku dan dia berikan jalan keluar yang sama dengan yang disarankan Lia, hadapi dan jangan lari, karena kamu benar.

Sore harinya aku ke tempat Ryan dan ngajak dia untuk minta maaf langsung, awalnya dia keberatan, tapi kujelaskan kenapa itu harus dilakukan, kamu berbuat maka harus berani bertanggung jawab. Dia akhirnya mau, kami berangkat setelah shalat magrib dan ku berdo’a semoga semua berjalan lancar dan masalah ini dapat segera diselesaikan dengan baik.

Ditengah jalan ada pasar malam, jalanan dikit macet, kami udah hampir sampai disana, waktu itu aku ketemu Dayah sedang jalan sendiri dan menyapanya sambil lalu, sampai di sana sebelum masuk aku tanya tentang rumah si kembar kepada seorang warga yang kebetulan lewat, dan dia tunjukkan di lantai dua paling depan. Kami naik tangga dan menuju depan pintu, dengan ragu-ragu kuketuk pintu rumahnya, tak berapa lama seorang ibu keluar, sebelumnya beliau juga udah pernah bertemu denganku dan mempersilakn kami masuk. Itulah ibunya kembar.

Mama kembar memanggil Dina & Rina untuk keluar kamar, tapi mereka ga mau, mama ngomong gini, kata beliau baru tahu kejadiannya jadi sedikit terkejut juga mengetahuinya, tak berapa lama ayah kembar keluar, aku langsung utarakan maksud kami datang kesini, kami minta maaf dan kuceritakan apa yang kutau dari Ryan tentang kejadiannya jadi sampai seperti itu. Beliau mau memaafkan kami, pembicaraan pun beralih ke hal yang lain, beliau cerita tentang si kembar aku asyik mendengarkan dan aku tau beliau sangat sedih tentang mata kedua anaknya, aku balik cerita tentang keluargaku dan juga ponakanku si kembar juga yang ada di Amuntai, di balik kamar yang pintunya sedikit terbuka kulihat si kembar sedang mengintip kami, aku tertawa kenapa ga keluar saja. Tak berapa lama kami pamitan pulang mereka mengantar kami dari atas, kulihat kembar juga ke luar dan aku ucapkan salam terus kami balik. Sebelum pulang aku sempatkan mampir ketempat Lia, karena pintunya terbuka aku langsung ucapkan salam dan menanyakan keberadaan Lia, awalnya yang kutemui seorang laki-laki dewasa dengan pakaian tentara, kupikir mungkin itu pamannya Lia Kale, tak berapa lama Lia keluar, paman tadi sempat menggoda Lia, beliau pikir aku ini pacarnya Lia, he ( emang aku pacarnya Lia, tapi bukan Lia yang ini,,, ), sebentar saja kami disana cos mau cari buku dulu habis ini.

Beberapa hari kemudian Dina ga masuk sekolah, kata temannya dia lagi sakit, aku khawatir bangat kalau dia kenapa-napa, hp mereka masih disimpan ayahnya dan gara-gara itu aku masih belum tenang, coz itu gara-gara kesalahanku yang sembaranagan meletakan hp di kamar.

Sore hari, aku sms no. mamanya kembar dan tanyakan keadaan mereka, ibunya bilang udah agak baikan cuma masih sedikit batuk, kemudian kubalas” enggeh makasih bu, moga Dina cepat sembuh, …………………”
Hari kamis, Dina udah sekolah lagi, dia juga bisa mengikuti senam pagi dan olah raga dengan yang lain, aku bersyukur dia udah sembuh. Tapi kayaknya mereka menghindariku, untung ada Lia dan Dayah yang mengajakku bicara sebentar, tadi juga diadakan pembagian hadiah untuk pemenang lomba yang kemaren diadakan, sayangnya kembar ga kebagian hadiah, tapi tenang ajha hadiah terindah yaitu kasih sayangku sama mereka akan terus ada. Dayah memenangkan lomba makan kerupuk, ternyata tuh anak jago juga makannya, he…

Ketika aku masih menulis ini, sekitar jam 12.24 wita, ada sms masuk di flexiku, dari Dina “ bpa, hp kami sudah di unjuk abah lawan kami tapi pian jangan sms dulu, kaluai abah ambil lagi malam2. He”. Akhirnya aku udah bisa tenang … thank you Dina & Rina udah buat bapak bahagia…………..(‘_’)

Selesai, aku mau shalat dulu baru makan, he e e e . . . .
Nb : bagaimana cerita selanjutnya, kita lihat saja entar dan moga lebih baik dan berkesan !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar